Sabtu, 03 Oktober 2015

Lion Air vs Air Asia

Apa sih yang kalian ketahui tentang cyber PR

Dengan adanya internet, segala aktivitas yang berhubungan dengan jarak dan waktu menjadi lebih efisien dan singkat. Seperti cyber PR ini, cyber PR adalah PR yang dilakukan dengan sarana media elektronik internet dalam membangun merek dan memelihara kepercayaan, membangun citra perusahaan atau organisasi, dan dapat dilakukan secara one to one communication bersifat interaktif. Dengan demikian kegiatan kehumasan bisa lebih fleksibel dari yang dilakukan di dunia nyata yang dimana program kehumasan yang biasa atau konvensional dapat mengeluarkan budget lebih besar dan  jika dilakukan melalui internet akan jauh lebih murah. 

Saat ini, masyarakat sudah banyak yang mampu menjangkau informasi melalui internet karena lebih mudah dan cepat. Maka dari itu, memaksimalkan penggunaan internet dalam kegiatan kehumasan merupakan cara yang cerdas dan sangat bijaksana. Namun, jika penggunaannya tidak secara menyeluruh pastinya akan berdampak kurang baik dan tidak efisien. Banyak kasus dari perusahaan besar yang dilakukan dengan cyber PR. Kita lihat dalam kasus sebuah perusahaan penebangan, Lion Air, pada bulan Februari 2015 dengan kasus delay-nya (penundaan penserbangan) yang menyebabkan penumpang harus menginap di bandara. 

Pada saat itu, penumpang merasa kecewa karena ketidakjelasan penyebab delay dan informasi yang simpang siur. Lion Air dijadikan bulan-bulanan oleh netizen karena delay dan ketidakjelasan informasi. Saat itu pihak Lion Air hanya meminta maaf melalui twitter tanpa adanya informasi lainnya seperti penyebab delay dan alasan teknis lainnya. Hingga hari berikutnya, delay pun masih terjadi pada maskapai penerbangan Lion Air.  Suasana Terminal Tiga Bandara Soekarno Hatta masih dipadati oleh penumpang yang akan melakukan refund (pengembalian uang)yang akhirnya membuat penumpang lain terganggu saat melakukan boarding

Pada tanggal 20 Februari, bandara Soekarno Hatta disesaki ratusan calon penumpang Lion Air dari berbagai rute yang antri untuk refund tiket dan mendapatkan kompensasi. Meski antrian begitu panjang, tempat refund tiket dan kompensasi tak kunjung dibuka oleh pihak Lion Air. Penumpang banyak yang mengamuk dan marah terhadap pihak Lion Air. Pada akhirnya, melalui twitter pihak Lion Air memberitahukan informasi mengenai refund. Kurang proakifnya Lion Air dalam mengelola krisis tentu sangat jauh berbeda dengan bagaimana pihak Air Asia menangani krisis pada perusahaannya. CEO Air Asia juga turut aktif dalam memberikan permintaan maaf meskipun melalui twitter pribadinya. Namun ternyata, aktivitas ini lebih efektif dan mengenai langsung tepat sasaran kepada khalayak ramai. Tidak seperti Lion Air, pihak Lion Air cenderung tidak aktif dan membiarkan informasi yang simpang siur. Penggunaan cyber PR disini kurang efektif dan maksimal, seharusnya disini pihak Lion Air lebih jelas dalam memberikan informasi agar penumpang tidak merasa kecewa dengan pelayanan yang diterima. 



create by:
Vania Araminta
1204120161


Tidak ada komentar:

Posting Komentar