Kamis, 03 September 2015

Fenomena The Long Tail Brand H&M di Indonesia

"Every one of us -- no matter how mainstream we might think we are -- actually goes super-niche in some part of our lives... We let our enthusiasm take us deep. And... You can find everything in the long tail" 
- Chris Anderson

The Long Tail merupakan sebuah fenomena yang menggambarkan permintaan suatu produk melalui sebuah kurva. Kurva tersebut terdapat dua area, yaitu area pertama yang menunjukkan popularitas, dan area kedua yang menunjukkan omzet dari suatu produk. Dengan kurva tersebut Chris Anderson melihat pola bisnis yang sedang marak saat ini menunjukkan bahwa semakin tinggi popularitas yang dimiliki oleh suatu produk maka akan semakin kecil omzetnya. Begitu pula sebaliknya, apabila semakin rendah popularitas yang dimikili oleh suatu produk maka akan semakin besar omzetnya. Chris Anderson juga menambahkan, diawal penjualan suatu produk, nilai permintaannya akan sangat besar namun setelah beberapa waktu, permintaan dari produk tersebut akan mengalami penurunan. Walaupun produk tersebut mengalami penurunan dalam permintaannya, permintaan tersebut tidak akan pernah mencapai titik nol dan akan terus mengalami permintaan stabil yang meskipun hanya sedikit tapi tidak pernah berhenti dan akan terus terjadi permintaan. Sehingga dapat dipahami bahwa permintaan sedikit walau stabil atas suatu barang tersebut, jika diakumulasikan dalam waktu yang lama, akan menimbulkan jumlah omzet yang pastinya signifikan, dan jumlah yang signifikan tersebut merupakan makna sesungguhnya dari suatu fenomena yang disebut the long tail.


Sebagai sebuah fashion brand, H&M merupakan brand yang dengan mudahnya dikenal oleh masyarakat Indonesia. Dengan adanya kemudahan dalam mendapatkan informasi, masyarakat Indonesia yang mencintai  fashion, yang biasa disebut fashionista, dapat mengetahui lebih awal tentang fashion brand luar negeri yang akan masuk ke Indonesia, seperti booming-nya pembukaan fashion store keempat H&M di Kota Kasablanka, Jakarta. 

(sumber: indonesia.style.com)

Pembukaan gerai keempat H&M di Indonesia berlangsung begitu ramai dan meriah. Di hari pembukaannya, H&M Kota Kasablanka menawarkan promo istimewa, seperti pembeli pertama akan mendapatkan voucher belanja sebesar Rp 1.000.000, pembeli urutan ke-2 sampai 20 mendapat voucher senilai Rp 350.000, sedangkan urutan ke-21 sampai 300 memperoleh voucher Rp 200.000, yang membuat sekitar 520 orang rela mengantri dan menunggu pembukaan store H&M dari beberapa jam sebelum acara pembukaan store.

Tingginya antusiasme para Fashionista menyambut pembukaan gerai terbaru H&M tak hanya karena adanya promo istimewa di hari pertama.  Terlebih lagi H&M telah menjadi salah satu fashion brand favorit di seluruh dunia. Maka dari itu, mereka juga selalu mencari lokasi terbaik, seperti Kota Kasablanka, Jakarta.

(sumber: startupbisnis.com)

Disini dapat dilihat bahwa brand H&M memiliki daya tarik bagi masyarakat luas, khususnya fashionista di Indonesia. Kecepatan brand ini dalam membangun keinginan konsumen untuk melakukan pembelian terhadap produk-produk H&M terbilang cukup pesat. Jika dikaitkan dengan konsep The Long Tail, diawal H&M memasuki pasar fashion di Indonesia dapat membuat masyarakat melakukan pencarian informasi yang berakhir pada pembelian. Masyarakat cenderung melakukan pembelian secara besar-besaran sehingga membuat brand ini dikenal secara pesat. Walaupun penjualan dapat terbilang tinggi, tetapi dengan adanya promosi seperti pemberian voucher dan diskon, membuat brand ini belum mencapai omset penjualan yang diinginkan.

Setelah satu tahun H&M berada di Indonesia, fashion brand sejenis yang masuk ke Indonesia semakin marak. Tetapi H&M masih diminati oleh fashionista Indonesia yang tetap melakukan pembelian terhadap produk-produk H&M walaupun euforia pembelian sudah tidak seperti awal H&M hadir di Indonesia. Dengan adanya pembelian rutin oleh konsumen, membuat bisnis fashion brand H&M dapat tetap berjalan dan memperoleh omzet tinggi.


created by:
Vania Araminta
1204120161

1 komentar:

  1. Artikel yang menarik dengan bahasa yang juga mudah dimengerti.
    dari artikel ini dapat saya ambil suatu kesimpulan bahwa suatu produk bisa dikatakan berada dimasa the longtail adalah jika sebuah brand atau produk telah memilki komsumen yang loyal sehingga jumlah omzetnya akan selalu stabil dan signifikan.
    Sebenarnya ada patokan tersendiri ngga sih berapa tahun suatu produk atau brand supaya bisa berada difase the long tail?

    Makasih Vania :)

    Norva Dega Fitri
    1204124147

    BalasHapus