Sabtu, 19 September 2015

Media Sosial bukan hanya sebagai “eksistensi diri”

Banyaknya kepraktisan yang dapat diperoleh saat ini, semakin membuat strategi pemasaran semakin mudah juga. Misalnya saja dalam penggunaan media sosial. Kini media sosial yang tadinya hanya alat sebagai  “eksistensi diri” kini berubah fungsi menjadi sebuah alat strategi marketing. Salah satu media sosial yang kerap dijadikan sebagai alat pemasaran adalah LINE.

LINE adalah sebuah media aplikasi chat yang di dalamnya terdapat fitur untuk mengolah gambar, suara,video,dll. Pertama kali LINE digunakan sebagai salah satu alat komunikasi. Banyaknya mahasiswa yang memakai aplikasi ini semakin membuat peluang yang besar bagi para produsen untuk menjadikan LINE sebagai “alat marketing”

Pada saat smester 4 saya mendapatkan mata kuliah Manajemen Penjualan. Dan salah satu tugas akhir nya adalah berjualan sebuah produk. Sebagai seorang entrepreneur pemula saya melihat LINE memiliki peluang yang bagus. LINE dapat saya gunakan sebagai alat promosi, personal selling dan publikasi.  Alasan utama saya menggunakan promosi lewat LINE adalah karena mahasiswa khususnya Mahasiswa Telkom University sangat banyak menggunakan aplikasi ini dan tentu saja ini membuat saya semakin mudah untuk menjual produk saya kepada teman-teman saya. Melalui LINE tersebut saya dapat mengirim gambar,broadcast,dll. Dan hamper promosi yang kami lakukan adalah menggunakan media sosial seperti LINE, Instagram dan Path.
akun line @takadalapar
Kini sosial media tersebut sangat banyak digunakan oleh para produsen untuk mempromosikan produk/jasa mereka. Keuntungan yang dapat diperoleh sangat banyak, salah satunya adalah keefesienan dan kepraktisan dalam berjualan. Produsen sekarang tidak perlu bersusah payah untuk membuka retail toko-toko untuk menjual produknya, dengan media sosial produsen juga dapat mempromosikan produknya dan bertransaksi dengan sangat mudah.
Salah satu contoh pemakaian media sosial Instagram adalah pada akun instagram @florist_bdg. Akun ini mempromosikan produk nya yaitu bunga dengan menggunakan instagram. Sang owner tidak memiliki toko real, namun hanya berjualan online lewat media sosial. Dengan melihat peluang yang besar pada promosi di instagram, owner tersebut menjual produknya secara maya kepada konsumen.
akun instagram @florist_bdg
Namun dengan maraknya penjualan produk di berbagai media sosial yang ada, memberikan dampak positif dan dampak negatif pula. Dampak positif yang didapatkan yaitu kepraktisan dan keefesienan dalam berbelanja, berjualan dan bertransaksi.
Sedangkan dampak negatif yang timbul adalah kurangnya rasa “kepercayaan” konsumen yang diakibatkan banyaknya promosi serta informasi yang didapatkan dan membuat konsumen semakin selektif dalam memilih akun-akun yang digunakan dalam media sosial.








Febrianty Magdalena 
1204120171

2 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. Hi Febrianti,
    Saya setuju dengan anda, menurut saya media sosial bukan hanya untuk mengeksistensikan diri seseorang namun, ada baiknya jika di gunakan untuk hal-hal yang lebih bermanfaat seperti berjualan dan menciptakan hal yang unik agar dapat bersaing dengan yang onlineshop yang lainnya. thank's information :D

    Deassy Ratna Juwita Sari/1204214129(marcomm c (kelompok 5)

    BalasHapus